i have something to say.

giselle
3 min readJun 13, 2021

--

cw/tw: pelecehan/kekerasan seksual

ramainya pembahasan soal kasus kekerasan seksual yang diungkap di twitter beberapa hari lalu membangkitkan memori yang menyakitkan buatku. aku kira, aku sudah mulai sembuh dari insiden malam tiga tahun lalu, saat tubuhku dipegang-pegang tanpa izin di depan keramaian, tapi air mataku jatuh begitu saja waktu membaca thread yang bersangkutan. begitu thread tersebut selesai, baru aku sadar kalau mukaku sudah basah semua.

rasanya nggak berlebihan kalau bilang kejadian itu bikin aku hancur.

di novelnya murakami, colorless tsukuru tazaki and his years of pilgrimage, ada tokoh bernama shiro yang digambarkan sebagai perempuan yang dikenal cantik di lingkungannya. dikatakan juga kalau shiro ini berubah setelah — menurut pengakuan shiro — dia diperkosa. masih cantik seperti dulu, tapi cahayanya mati.

aku adalah shiro.

maksudku bukannya mau bilang aku orang yang cantik luar biasa. tapi bahkan dengan carut-marut kehidupan dan masalah yang kuhadapi dulu, aku selalu membanggakan mataku yang terang dan hidup. saat aku menatap refleksiku hari-hari ini, mataku tampak hampa. mati.

dampak dari kejadian itu nggak langsung. saat aku bangun besoknya, aku cuma merasa dingin dan kosong. baru beberapa jam setelahnya semua menyerbuku. jijik, takut, marah, sedih, malu. tidak percaya. siapa sangka aku bakal jadi korban teman sendiri. aku tahu aku berada di lingkungan yang suka minum-minum. tidak masalah, i loved indulging myself too at that time. tapi alkohol nggak bisa jadi justifikasi untuk tindak kejahatan.

karena terjadinya di depan banyak orang, peristiwa itu tentu saja menyebar ke mana-mana — butuh semua keberanian yang aku punya untuk datang dengan kepala tegak ke kampus, apalagi ketika semua mata rasanya tertuju padaku.

hal-hal yang kudengar setelah itu semuanya menyakitkan. cowok-cowok ngegodain si pelaku, bilang “ada yang enak tuh, kemaren”. dari orang-orang yang paling kupercayai juga. A bilang, “aku nggak bisa berhenti temenan sama si pelaku, karena dia temanku juga”. B bilang, “hal kayak gitu kejadian pas lagi mabuk tuh biasa”. C bilang, “coba kalau kamu nggak ikutan minum, hal itu pasti bisa dihindari”. setiap aku mendengar kalimat seperti itu, rasanya seperti aku dibunuh untuk kedua, ketiga, kesepuluh kali.

rasanya seperti aku, sendiri, versus dunia ini. nggak ada yang berpihak padaku. padahal yang dilecehkan…. aku.

lama-lama aku mulai mempertanyakan diriku sendiri. jangan-jangan itu memang salahku. jangan-jangan aku melebih-lebihkan. jangan-jangan aku playing victim. sampai sekarang pertanyaan-pertanyaan itu masih muncul di kepalaku. jawaban apa pun yang muncul selalu ditantang tuduhan lainnya. medan perang 24 jam. i’ve mastered the art of self-gaslighting, i think.

si pelaku sendiri akhirnya minta maaf padaku. menurut pembelaannya, dia juga nggak sadar waktu itu. kalau sudah begitu, aku bisa bilang apa…? aku yakin dia merasa bersalah dan permintaan maafnya tulus, jadi, ya sudah, aku memaafkannya. lama setelah itu, dia masih sering meminta maaf. sampai aku nggak enak sendiri.

tapi kenyataannya memaafkan nggak berarti aku serta-merta bisa lupa. maaf nggak bisa bikin aku melihat diriku berharga lagi. maaf nggak bisa bikin orang itu merasakan apa yang aku rasakan. maaf nggak bisa menghapus traumaku akan laki-laki. maaf juga nggak bisa nutup biaya terapiku.

berapa maaf yang harus aku terima dan berikan agar sakitnya bisa berkurang? agar aku bisa kembali seperti diriku sebelum kejadian itu? kalau menurutku sih, stok maaf seumur hidup juga nggak cukup.

lama-lama aku muak dengan kata maaf.

jadi kamu maunya apa? mungkin ada yang akan berpikir begitu. aku maunya insiden itu nggak pernah terjadi, hehe. mungkin akan ada orang-orang yang merasa aku mengungkit-ungkit sesuatu yang sudah lama lewat. mungkin dengan tulisan ini aku akan menghancurkan beberapa pertemanan sampai tidak bisa diperbaiki lagi. tapi, ya sudahlah. yang ingin aku sampaikan lebih penting dari itu.

kejadian yang menurut B “biasa aja” itu ternyata berdampak padaku sampai hari ini. pelecehan dan kekerasan seksual nggak pernah biasa aja. it’s a horrible thing that i’d never wish to happen to anyone.

kalau kamu orang yang pernah mengalami kejadian yang mirip denganku, i’m really sorry that it happened to you. kamu nggak layak diperlakukan seperti itu. dan meski sampai sekarang aku juga masih susah meyakinkan diriku sendiri: itu bukan salahmu. sama sekali bukan.

kalau kamu nggak pernah mengalami, tolong dukung korban-korban di sekitarmu. kalau kamu nggak tahu gimana caranya, dengan tidak menyalahkan korban aja udah cukup, kok.

sekian.

--

--

giselle

all my life i've strived to be pretty but on some days, i sit with my thoughts and brave the ugliness.